Sungsang
A. PENGERTIAN
Adalah suatu kelainan posisi
janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di
bagian bawah
B. ETIOLOGI
1.
Bobot janin relatif rendah.
Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika
menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga
tidak bebas lagi bergerak. Pada
usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.
2. Rahim yang sangat elastis.
Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak
sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
3. Hamil kembar.
Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya
perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman,
sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin)
berada di bagian bawah rahim.
4.
Hidramnion (kembar air).
Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih
leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
5. Hidrosefalus.
Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus)
membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.
6. Plasenta previa.
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan
dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di
bagian atas rahim.
7.
Panggul sempit.
Sempitnya
ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
8. Kelainan bawaan.
Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka
janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
C. DETEKSI KEHAMILAN SUNGSANG
1. Melakukan perabaan perut bagian luar.
Cara ini dilakukan oleh dokter atau
bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar
berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian
terbesar dan terkeras dari janin.
2.
Melalui
pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari.
Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh
dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras,
berarti bayinya sungsang.
3.
Ultrasonografi (USG).
D. TINDAKAN SEBELUM
PERSALINAN
Untuk mengembalikan posisi
janin ke posisi yang normal, tindakan yang bisa dilakukan adalah:
1. Dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position),
dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah.
Cara ini
harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore.
Masing-masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan
teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan kembali ke posisi
normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya
karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke
posisi normal
2. Externalcephalic versin/ECV.
Metode ini adalah mengubah
posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara ini dilakukan saat
kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa
sakit bahkan kematian janin, akibat kekurangan suplai oksigen ke
otaknya.
E. TINDAKAN PERSALINAN
Tindakan persalinan pada janin
dengan posisi sungsang :
1. Persalinan Pervaginam
Proses persalinan yang salah,
jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di
bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke
luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah
paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu
biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan.
2. Sectio Caesarea
Jika persalinan dinilai
berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi bedah sesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar