BAB I
KONSEP MEDIS
I.
Pengertian
A. Pengertian Secara Umum
KB
adalah usaha mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta
keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kelahiran
tersebut.
Keluarga berencana merupakan suatu
perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. Di dalam keluarga
berencana terdapat teknik kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan
sebagai upaya untuk mengatur kehamilan.
Jika pasangan yang sudah menikah memiliki
kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam satu tahun bila mereka
tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997). Oleh karena itu
untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi.
Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan
seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.
B. Pengertian Secara Khusus
KB adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan
terjadinya pembuahan atau mencegah bertemunya sel mani dari laki-laki dan sel
telur dari perempuan sekitar persetubuhan.
KB adalah
suatu usaha untuk menjarangkan
atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi (Prof. Dr. Rustam, M.MPH, 1998:225).
Kontrasepsi suntikan
adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman
II.
Peran
Perawat Dalam Program Keluarga Berencana
Peran perawat dalam
program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator. Untuk
melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang
metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan
terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi namun salah dan tidak
konsisten dalam penggunaannya. Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki
pendidikan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka
perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik
kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus
konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan
alat kontrasepsi.
III.
Jenis
Tersedia 2
jenis kontrasepsi suntik
A. DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Acetat/Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara
disuntikkan ini.
B. DEPO
NET-EN (Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat)
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan
(8 minggu) dengan cara disuntikkan IM.
IV.
Mekanisme
Kerja
A.
Primer : mencegah ovulasi
Kadar
FSH dan LH menurun dan tidak terjadi LH surge respon kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak berubah, sehingga memberi kesan
proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hipofise (menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
B.
Sekunder
- Mengentalkan
lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis
dan atropi
- Menghambat transportasi gamet dan tuba
- Mengubah
endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi.
V.
Indikasi
KB Suntik
KB Suntik diberikan kepada wanita
yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup
anak tapi enggan/tidak bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai
kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping dengan pemakaian
estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang diberikan kepada ibu
menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause.
VI.
Kontra
Indikasi
Ada 2
macam, yaitu:
A. Kontra
indikasi secara mutlak
- Terdapatnya
tromboflebitis/riwayat tromboflebitis
- Kelainan
serebro vaskular
- Fungsi
hati tidak / kurang baik
- Adanya
keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi
- Varices berat
- Adanya kehamilan
B. Kontra
Indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan
abnormal pervaginam
- Fibromioma
uterus
- Penyakit
jantung dan ginjal
VII.
Macam-macam
Kontrasepsi Suntik
Ada 3 macam, yaitu:
A. Depo
Provera
Adalah
medroxyprogesterone yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi
parenteral/mempunyai efek progesteron
yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat
(DMPA) dalam air:
- Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg
Medroxy Progesteron Acetat)
- Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg
Medroxy Progesteron Acetat)
2. Waktu
Pemberian dan Dosis
Disuntikkan
dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.
Suntikan harus lama pada otot bokong musculus gluceus agak dalam.
3. Efektivitas
Efektivitas
tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal penyuntikan
dilakukan secara teratur.
4. Keuntungan
-
Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia
lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
- Membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak mengganggu hubungan sexual,
mengurangi rasa nyeri saat haid.
- Tidak didapat pengaruh sampingan
dari pemakaian estrogen.
5. Efek
Samping
- Reaksi anafilaksis
- Penyakit tromboembolik,
tromboplebitis
- Sistem saraf pusat gelisah, depresi,
pusing, sakit, tidak bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak
merah/jerawat
- Gastrointestinal, mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit ditempat
suntikan
6. Cara
Pemberian
- Waktu pasca persalinan (PP)
Diberikan pada hari ke 3-5
PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum pulang dari RS/6-8 minggu pasca bersalin
asal ibu tidak hamil/belum melakukan coitus.
- Pasca Keguguran
Segera setelah kuretage/sewaktu
ibu hendak pulang dari RS, 30 hari pasca abortus asal ibu belum hamil lagi,
dalam masa interval diberikan pada hari
1-5 haid.
B. Noristat (Norigest)
Adalah
obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot). Larutannya merupakan campuran
benzyl benzoat dan castrol oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason
enantat dalam larutan minyak (depo
norestirat)
2. Waktu
Pemberian dan Dosis
Disuntikkan
dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2
bulan dengan cara IM. Untuk 6 bulan
pertama suntikan diberikan setiap 8
minggu dan setelah itu setiap 12 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar